Hindari Perpecahan, Pererat Persaudaraan
Disuguhi Drama Musikal Menyentuh Rasa Kebangsaan
Jakarta-Kliktodaynews.com Ribuan alumni Universitas Sumatera Utara (USU) yang berada di wilayah Jabodetabek, menggelar pertemuan untuk memperkokoh komitmen persatuan dan persaudaraan Indonesia.
Pertemuan yang digelar di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Kavling 37, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (14/09/2019), dinamai dengan Konser Kebangsaan, Medan Tunggal Ika.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Sumatera Utara (IKA-USU) Jabodetabek, Marolop Nainggolan menyampaikan, inisiasi pertemuan itu dilaksanakan, untuk mengakrabkan kembali hubungan persaudaraan sesama anak bangsa. Khususnya yang berasal dari kampus USU.
Marolop Nainggolan menegaskan, pasca perhelatan politik 5 tahunan yang baru terjadi, hubungan persaudaraan dan kekeluargaan di daerah dan di perantauan mengalami dampak yang kurang baik. Ada komunikasi yang retak. Bahkan tidak sedikit yang menuai bibit konflik horizontal.
Paling tidak, menurur Marolop Nainggolan, di wilayah Jabodetabek saja, terdata tidak kurang dari 5000-an alumni USU, yang tersebar pada berbagai profesi, aliran politik, agama, dan kegiatan.
“Kita semua, yang berasal dari Kampus USU yang kita cintai, terdiri dari ribuan alumni di Jabodetabek. Sangat heterogen. Dari suku yang berbeda, agama yang berbeda, latar belakang profesi yang berbeda. Medan, merupakan rumah asal kita bersama. Kampus USU mendidik kita bersama-sama, tanpa perbedaan yang harus ditonjol-tonjolkan secara sempit. Kita semua bersaudara. Dari USU, dari Medan, untuk Indonesia,” tutur Marolop Nainggolan, dalam sambutannya.
Pertemuan Konser Kebangsaan Medan Tunggal Ika itu, dihadiri petinggi Kampus USU, para pejabat dan alumninya, serta perwakilan alumni-alumni kampus lainnya dari Medan dan Provinsi-provinsi lainnya.
Marolop Nainggolan menekankan, maraknya isu perbedaan yang belakangan ini mencuat, menimbulkan hubungan yang kurang harmonis bagi sebagian orang. Hal itu harus dihindari.
Alumni USU Jabodetabek, lanjutnya, menunjukkan bahwa sejak berkuliah di Medan, hingga tersebar di berbagai penjuru Nusantara, terutama di Jabodetabek, tetap berkomitmen menjaga dan mengawal persaudaraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Masih lekat di hati sanubari kita semua, Medan yang terdiri dari beragam suku, agama, budaya, aliran politik, dan berbagai latar belakang profesi, begitu akrab dan bersatu dalam persaudaraan dan kekeluargaan. Hingga saat ini, itu selalu terpatri dan terus kita jaga. Untuk itulah, pertemuan alumni USU bertajuk Konser Kebangsaan Medan Tunggal Ika ini dilaksanakan. Untuk mensolidkan kembali pontensi-potensi yang sangat baik itu. Untuk USU, untuk Medan, untuk Sumut, untuk Indonesia yang bersatu kokoh dalam persaudaraan sesama anak bangsa Indonesia,” bebernya.
Konser Kebangsaan, Medan Tunggal Ika dari IKA USU Jabodetabek itu di-produseri oleh alumni Fakultas Hukum USU, Aldentua Siringo-ringo.
Pria yang berprofesi sebagai advokat ini, juga menekankan pentingnya semua elemen USU dan masyarakat Indonesia, mengembangkan potensi budaya.
Sebab, budaya masing-masing suku bangsa di Indonesia, ternyata sangat efektif menunjukkan betapa saling mencintainya masyarakat Nusantara dengan sesamanya anak Bangsa Indonesia.
“Tak bisa kita pungkiri, perhelatan Pemilu yang terjadi, yang sudah lalu kemarin, ada saja yang mengusik persaudaraan persaudaraan dan persatuan Indonesia. Dengan menggali dan mengedepankan nilai-nilai budaya Indonesia, kita kembali mengenal diri kita semua, mengenal nilai-nilai yang sesungguhnya, bahwa kita bersaudara,” tutur Aldentua Siringo-ringo.
Sebagai masyarakat yang berbudaya tinggi, lanjut pria yang gandrung pada music etnikal dan komunitas-komunitas budaya ini, pagelaran budaya masing-masing suku bangsa di Indonesia, mampu menjembatani perbedaan-perbedaan yang sempat tajam pasca Pemilu.
“Ternyata, budaya Indonesia efektif mencari solusi, memberikan jalan, dan menyelesaikan banyak konflik yang terjadi. Indonesia, terdiri dari budaya-budaya bernilai luhur tinggi. Kita harus merawatnya, menggali terus dan mengembangkannya, untuk kemaslahatan seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Aldentua Siringo-ringo.
Aldentua yang juga Pimpinan Komunitas Gondang Saurdot itu menggandeng para budayawan USU, musisi USU seperti martahan Sitohang, menggelar Konser Kebangsaan Medan Tunggal Ika tersebut.
Konser Kebangsaa itu menampilkan drama musical. Menceritakan adanya konflik bersenjata yang melukai milisi bernama Boris. Dalam sinopsis drama musikal itu juga, Boris terpaksa terpisah dari pasukannya untuk mendapat pengobatan di rumah sakit. Christine, perawat di rumah sakit, dengan telaten merawat para pejuang dan para milisi. Cinta pun tumbuh. Cinta mereka menghadapi rintangan.
Lolox, yang merupakan pendukung milisi, tidak setuju akan hubungan Boris dan Christine. Menurut pendapatnya, Boris adalah bagian dari kekuasaan yang akan menjajah. Christine tidak sependapat. Kehadiran Boris dan pasukannya, justru untuk melindungi Indonesia dari perpecahan. Ayah Christine gugur di medan perang. Pesan terakhirnya, agar Christine menjadi anggota Palang Merah Negara, perawat untuk Negara Indonesia.
Konser dibalut dan disajikan dengan peran-peran figur yang matang. Terkadang kocak dan menyentuh sanubari. Lagu-lagu dan tarian khas dari berbagai daerah ditampilkan pada pentas. Komunitas Gondang Saurdot, bersama para pemusik dari lintas suku, dengan penyanyi RNB menghantarkan pertemuan cukup syahdu dan menggugah rasa.
Di akhir pagelaran, IKA USU Jabodetabek juga menggelar door price, dengan hadiah satu unit mobil, sepeda motor dan puluhan henpon canggih terbaru.(RED/KTN)