Tanah Karo-Kliktodaynews.com Ratusan siswa SMA Negeri 1 Tiga Nderket, di Jalan Pendidikan, Desa Tiga Nderket, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menggelar aksi demonstrasi menuntut pihak Sekolah tentang transparansi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) serta perbaikan-perbaikan fasilitas sekolah yang telah rusak dan mengganggu kegiatan belajar mengajar di Sekolah tersebut, Senin (16/09) 2019 sekira pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, sejak pagi hari ratusan siswa dari kelas X, XI, dan XII sudah berkumpul di lapangan Sekolah dengan membawa spanduk dan kertas yang ditulis, para siswa ini meminta kepada Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, mengenai kejelasan Dana BOS yang diduga adanya penyelewengan dana.
Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas milik Sekolah yang rusak dan tidak diganti, seperti ruang Sekolah yang atapnya jebol, jendela yang pecah, pembatas ruangan Sekolah yang menggunakan karton, dan kamar mandi yang rusak dan tak layak.
Para siswa pun berharap kepada pihak Sekolah , khususnya Kepala Sekolah untuk menjelaskan perihal transparansi dana BOS yang masuk ke Sekolah . Dan berharap agar fasilitas di Sekolah untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar di Sekolah.
Aksi demo Siswa ini membuat aktifitas belajar mengajar lumpuh total satu harian dikarenakan siswa tidak mau kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bahkan Siswa sempat anarkis, ruangan Sekolah dirusak. Bangku serta kaca dirusak oleh Siswa yang kesal karena tidak adanya kejelasan dari Kepala Sekolah mengenai kejelasan soal transparansi dana BOS.
Pihak Kepolisian dari Sektor Tiga Nderket dan Koramil 05 Payung bersama Camat Tiganderket Sukur Brahmana yang mengetahui kejadian tersebut langsung turun kelokasi untuk mengamankan dan mengkondusifkan situasi. Bahkan sempat terjadi kejar-kejaran antara petugas dengan Siswa yang hendak merusak fasilitas Sekolah.
Alhasil perwakilan Siswa pun maju kedepan untuk menyuarakan aspirasinya di hadapan Kepala Sekolah dan sejumlah pengurus Komite Sekolah . Menurut Kepala Sekolah, Jasua Surbakti, mengaku, “kalau dana BOS tidak bisa digunakan untuk keperluan fasilitas Sekolah “, ujarnya ,seketika murid serentak berteriak “Hooooo”.
Lanjut saat ditanyai mengenai soal adanya pengutipan uang Rp 500 Ribu untuk alasan perbaikan jalan gang menuju Sekolah dan pengutipan uang Komite Rp 50 Ribu , dia berkhilah kalau tidak ada kutipan tersebut.
Begitu juga saat ditanyai mengenai alokasi dana BOS untuk keperluan buku para Siswa , dirinya mengaku kalau dari dana BOS per Siswa mendapat Rp 1,4 Juta yang digunakan untuk keperluan operasional Sekolah . Dan juga untuk alokasi dana BOS untuk pembelian buku sebesar 20 persen.
“Itu ada alokasi dana 20 persen dari 500 Juta lebih untuk alokasi buku, tapi itu gak bisa langsung harus bertahap,” khilahnya kembali, yang saat ditanyai kemana lagi dana BOS selebihnya, dan mengaku kalau untuk operasional Sekolah .
Untuk menjaga kondusif keamanan, para Guru pun memulangkan Siswa lebih cepat, sementara Kepala Sekolah terlihat tengah berkoordinasi dengan pihak Komite , Kapolsek Tiganderket, Camat Tiganderket dan beberapa orang Guru di ruangan Kantor Kepala Sekolah.
Sementara itu usai liputan aksi demo siswa SMAN 1 Tiganderket, saat wartawan hendak pulang, terlihat mobil milik salah seorang wartawan rusak dibagian bempernya. Padahal saat itu posisi Mobil berada didalam halaman Sekolah bersamaan parkir dengan kendaraan lain. Namun terlihat hanya Mobil milik Wartawan tersebut yang dirusak.
Kejadian ini diduga adanya pihak yang tidak senang dengan kedatangan Wartawan yang meliput aksi tersebut. Terlihat bemper bagian depan yang sudah jatuh kebawah tampak bekas sengaja dirusak OTK . Lantas kejadian ini pun langsung diberitahukan kepada pihak Sekolah namun tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.(LIN/KTN)