Tanah Karo-Kliktodaynews.com Penutupan Kegiatan olahraga paralayang yang diadakan oleh Klub Kuliki di daerah pinggiran Danau Toba, Desa Tongging dan desa Pengambatan Kecamatan Merek, Sumatera Utara berhasil menyedot perhatian masyarakat dan Pemkab Karo, Minggu 23/02/2020.
Tampak hadir dalam acara di hari terakhir itu Bupati Terkelin Brahmana dan Camat Merek, Jusril Nadeak. “Saya sangat mendukung kegiatan ini. Dan saya ingin pemdes mengalokasikan sebagian dana desa untuk mendanai pembelian alat olahraga paralayang yang selama ini ada 10 orang atlitnya dari daerah ini,” ujarnya pada kru ketika ditanya tentang ketiadaan sarana para atlit yang berasal dari desa ini seperti parasut paralayang.
Sementara merujuk dari ketetapan Presiden RI Ir. Joko Widodo melalui Kementrian Pariwisata tahun 2019 yang telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas. Salah satu dari 5 destinasi tersebut adalah kawasan Danau Toba. Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia.
Danau ini dikelilingi oleh 7 Kabupaten di Sumatra Utara dan salah satunya adalah Kabupaten Karo. Tanah Karo sendiri merupakan bagian Utara dari kawasan strategis Danau Toba yang memiliki topografi alam sangat indah.
Ada beberapa objek wisata di kawasan ini seperti, Pemandangan Alam Air Terjun Sipiso-Piso, Lepas Pantai Tongging, Perbukitan Siparna Bolon (Gajah Bobok), dan Gunung Sipiso-Piso.
Amrizal Ananias Saragi alias Sena Saragi sebagai Ketua pelaksana kegiatan, kepada awak media mengatakan, ” Kegiatan ini diadakan untuk para penerbang yang ingin meningkatkan performanya. Kuliki sebagai pelaksana berinisiatif & memberi kesempatan pada masyarakat yang ingin menikmati sensasi terbang dari ketinggian 700 meter dan menikmati panorama Danau Toba sekitarnya dari udara. Kegiatan tandem ini dibuka untuk umum dan siapa saja,” jelasnya pada kru, kamis (20/02/2020).
“Pilot Kuliki berhasil mendapatkan Lisensi PL1 nya di Puncak Bogor pada awal Desember 2019 dibawah pelatihan instruktrur dari PAPATONG. Organisasi ini berfokus untuk meningkatkan potensi alam desa Tongging dan desa Pangambatan serta akan menjadi atlet perwakilan Kabupaten Karo hingga Sumatera Utara dalam cabang olahraga Paralayang,” beber Sena kemudian.
Sena juga mengatakan bahwa sejak Desember 2019 Tanah Karo membuka lokasi kegiatan penerbangan di Desa Pangambatan yakni di Bukit Siparna Bolon (Gajah Bobok) sebagai lokasi take-off dan desa Tongging yakni Pantai Sinalsal dan Halaman Belakang Wisma Sibayak sebagai lokasi landing. “SIV, singkatan dari Simulasi d’Incident en Vol (simulasi kejadian dalam penerbangan) adalah kursus yang menawarkan pengajaran dalam menghadapi situasi yang tidak stabil dan berpotensi berbahaya seperti collapse, full stall, dan cravattes.
Tanah Karo sangat ideal untuk kegiatan ini dikarenakan ketinggian yang cukup dan air tawar di bawahnya. Sebab parasut tidak boleh terkena air laut yang dapat menyebabkan korosi dan akan merusak parasut, ” jelas Sena.
” Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia), PGPI (Persatuan Gantole dan Paralayang Indonesia) sebagai organisasi yang menaungi olahraga Paralayang dan didukung penuh oleh aktivis pecinta lingkungan Dewan Pengurus Daerah Wahana Lingkungan Alam Nusantara (DPD Walantara) Kab. Karo.
Kegiatan ini menjadi kegiatan pertama sekaligus pembuka dalam Kalender Event Paralayang Indonesia.” Ujar Sena.
Reporter : Dewi