Jakarta-Kliktodaynews.com Pengajian rutin lintas etnik dan agama serta sholawat dzikir dan doa bersama majelis Darunnur Al Musthofa kali ini dilaksanakan di Alifa Kid Centre, Jl. H. Maimun No. 1 Pondok Pinang Jakarta Selatan, Kamis malam (28/11/2019).
Hadir dalam majelis ini Habib Abu Djibril Basyaiban selaku Pembina Pesantren RI 1, laskar RI 1 dan GIAN (Gerakan Indonesia Anti Narkotika), Presidium Pendiri dan Ketua Umum GIAN, R. Guntur Eko Widodo, Dewan Penasehat GIAN sekaligus Mudhir Pesantren RI-1, KH. Ahid Sibli, H.E.Afrizal sinaro selaku Dirut PT. Almawardi, Dirut PT. Indonesia Bermutu Global, Ketum Yayasan Perguruan AL Iman, Pembina Yayasan Alifa Permata Bunda, Ketua Dewan Pertimbangan IKAPI DKI Jakarta, Sekjen Gerakan Amind, Wakil Ketua YAGEMI, Peneliti Indonesian Bermutu, Ketua FPRN Polman Manalu serta para komponen masyarakat di sekitar Alifa Kid Centre.
Habib Abu Djibril Basyaiban dalam tausiyah kali ini menjelaskan tentang Jalbur Rizki (Menarik Rizki). Menurut Habib Abu Djibril Basyaiban, banyak cara untuk menarik rejeki. Salah satunya adalah dengan berdoa dan membaca surat Al-Waqiah.
“Surat Al-Waqiah ini merupakan surat yang sering dibaca oleh sahabat nabi Muhammad SAW, yaitu Abdurrahman bin Auf, beliau orang yang kaya raya dan dermawan. Meski banyak juga doa-doa dan bacaan lain di dalam Al-Quran untuk Jalbur Rizki yang bisa kita amalkan,” ucap Habib Abu Djibril Basyaiban.
Habib Abu Djibril Basyaiban juga mengingatkan kepada jamaah, bahwa Rizki yang datang dari Allah ada dua, apakah berbentuk nikmat ataukah dalam bentuk ujian. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi Rizki, maka caranya yaitu bersyukur ketika mendapatkan Rizki dan bagi yang masih susah mendapatkan Rizki maka harus bersabar. Bersyukur dan bersabar adalah kunci dalam mendapatkan hidup yang tenteram.
Dalam tausitahnya, Habib Abu Djibril Basyaiban menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk pasti sudah ada Rizki nya, sebagaimana Allah menciptakan sesuatu yang begitu kecil Allah memberikan Rizki, apalagi Allah menciptakan kita makhluk yang berakal, rizki harus di jemput bukan di tunggu sebagaimana firman Allah SWT.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولاً فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dia-lah yang Menjadikan bumi untuk kalian yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS.al-Mulk:15)
Pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah :
1. Allah SWT menjadikan bumi ini mudah dijelajahi agar manusia mampu untuk bekerja dan berusaha mendapatkan hasil darinya. Dia-lah yang menjadikan bumi untuk kalian yang mudah dijelajahi
2. Rizki itu dari Allah, namun tetap manusia dituntut untuk bergerak dan berusaha untuk mendapatkannya. “maka jelajahilah di segala penjurunya..”
3. Keberadaan (makhluk) itu selalu bergerak. Dan bergeraknya itu menuju kepada kesempurnaan
“Dan untuk mempercepat menarik rizki adalah sholat tepat waktu dan di usahakan berjama’ah walaupun hanya berdua dengan istri, sempurnakanlah sholatmu niscaya Allah akan menyempurnakan hidupmu. Tidak akan pernah susah hidup orang yang betul-betul ta’at ibadah, ketika kita patuh ta’at terhadap pimpinan niscaya pimpinan akan sayang terhadap kita, terlebih lebih Allah SWT yang maha kasih sayang, maka perbaikilah ibadah kita agar Allah memperbaiki kehidupan kita,” terang Habib Abu Djibril.
Dewan Penasehat GIAN sekaligus Mudhir Pesantren RI-1 KH. Ahid Sibli menjelaskan bahwa antara doa dan usaha harus balance, karena kita belum pada makomnya waliyulloh. Bahkan kita harus meneladani Nabi Muhammad saat kecil hingga dewasa harus berbisnis yaitu berdagang. Oleh karena itu, kita sebagai umatnya, umat Islam saat ini harus kaya, sebab segala sesuatu butuh duit. tidak ada yang tidak butuh duit, mau apa saja juga butuh duit. Maka jangan hanya doa saja namun tidak dibarengi dengan ikhtiar, atau ikhtiar saja tanpa dibarengi doa. Doa dan ikhtiar merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
“Berdoa dan iktiar itu harus balance, seimbang, jangan hanya doa terus tanpa usaha, atau sebaliknya, usaha terus tanpa diimbangi dengan doa. Kecuali kalau sudah tingkatan waliyullah,” ucapnya.
Presidium pendiri serta Ketum GIAN, R. Guntur Eko Widodo menjelaskan tentang perkembangan GIAN untuk menterjemahkan perjuangan dalam memberantas bahaya laten narkoba yang sangat mengganggu sendi-sendi kehidupan dan masa depan generasi bangsa.
“Mudah-mudahan tidak butuh waktu lama visi kita untuk menterjemahkan hubbul wathon minal iman, pergerakan kita sudah dari hulu ke hilir bertahun-tahun dan disempurnakan dengan hadirnya pesantren RI 1 yang punya visi misi untuk mempersatukan pesantren dari sabang sampai marauke,” ucapnya dalam paparan dihadapan jamaah.
R. Guntur Eko Widodo mengatakan, Visi dan misi daripada GIAN juga seiring waktu terus berjalan, “Saat ini di Indonesia teroris, radikalisme, intoleransi tidak ada apa-apanya dibandingan dengan bahaya laten narkoba, setiap hari narkoba membunuh generasi muda kita antara 35-60 orang perhari mati karena narkoba. Saya menyatakan sikap bahwa teroris yang sebenarnya yang harus kita lawan dan kita perangi secara benar adalah narkoba yang nyata-nyata merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dan menggancam generasi bangsa yang akan meneruskan cita-cita para habaib, ulama, kiyai serta para pahlawan yang memperjuangkan negara Indonesia merdeka,” jelasnya.
H.E. Afrizal Sinaro selaku tuan rumah juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan IKAPI mengaku sangat bersyukur atas keringanan langkah Pembina Pesantren RI 1 Habib Abu Djibril Basyaiban serta Tim pengajian Pesantren RI 1.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, atas segala karunia nikmat dan sehat sehingga dapat terlaksana acara yang sungguh mulia ini. Dan saya atas nama Alifa Kid Centre mengucapakan terima kasih banyk kepada YM , Pembina Pesantren RI 1 Habib Abu Djibril Basyaiban yang telah bersedia hadir disini untuk memberikan ilmu, dan semoga beliau diberikan kesehatan dan pengajian, Pesantren RI 1 dapat terus dilaksanakan.,” ucapnya. (FPRN/KTN)