MOSKOW – Kelompok sparatis yang didukung Rusia diserang habis-habisan oleh tentara Ukraina menggunakan drone Bayraktar.
Mengetahui itu Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian menghubungi pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Putin mengadu kepada Erdogan, setelah tentara Ukraina menggunakan drone Turki di perbatasan Rusia yang tengah berkonflik.
Pada akhir Oktober lalu tentara Ukraina dilaporkan menggunakan drone Bayraktar buatan Turki di area konflik Ukraina dan Rusia, Donbass.
Pasukan Ukraina menggunakan pesawat tanpa awak itu untuk menyerang kelompok separatis Republik Rakyat yang didukung Rusia di Donetsk.
Tak dilaporkan mengenai adanya korban atau kerusakan terkait penyerbuan tersebut.
Mengetahui hal itu, Putin langsung menghubungi Erdogan untuk mengadu.
“Presiden Rusia menarik perhatian pada fakta bahwa Kiev melanjutkan tindakan destruktifnya yang bertujuan mengganggu perjanjian Minsk,” bunyi pernyataan Kremlin dikutip dari Pravda.ru.
“Hal itu dibuktikan dengan aktivitas tentara Ukraina di zona konflik, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak Bayraktar,” tambahnya.
MOSKOW – Kelompok sparatis yang didukung Rusia diserang habis-habisan oleh tentara Ukraina menggunakan drone Bayraktar.
Mengetahui itu Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian menghubungi pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Putin mengadu kepada Erdogan, setelah tentara Ukraina menggunakan drone Turki di perbatasan Rusia yang tengah berkonflik.
Pada akhir Oktober lalu tentara Ukraina dilaporkan menggunakan drone Bayraktar buatan Turki di area konflik Ukraina dan Rusia, Donbass.
Pasukan Ukraina menggunakan pesawat tanpa awak itu untuk menyerang kelompok separatis Republik Rakyat yang didukung Rusia di Donetsk.
Tak dilaporkan mengenai adanya korban atau kerusakan terkait penyerbuan tersebut.
Mengetahui hal itu, Putin langsung menghubungi Erdogan untuk mengadu.
“Presiden Rusia menarik perhatian pada fakta bahwa Kiev melanjutkan tindakan destruktifnya yang bertujuan mengganggu perjanjian Minsk,” bunyi pernyataan Kremlin dikutip dari Pravda.ru.
“Hal itu dibuktikan dengan aktivitas tentara Ukraina di zona konflik, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak Bayraktar,” tambahnya.
“Jika sebuah negara membeli barang dari kami, itu bukan lagi punya Turki,” ujar Cavusoglu, Oktober lalu.
“Mungkin Turki yang memproduksi, tetapi itu kini milik Ukraina. Turki tak bisa disalahkan untuk hal tersebut,” tambahnya.
Sumber : tribunnews.com