Jerman Dihantam Gelombang Keempat Covid-19, Kasus Harian Capai 50 Ribu

ANTARA FOTO/REUTERS/HENRY NICHOLLS/FOC/SA. Ilustrasi. Jerman pernah menjadi contoh keberhasilan penanganan pandemi.
Bagikan :

Jerman menghadapi kembali lonjakan kasus Covid-19 dengan kasus baru mencapai 50 ribu kasus per hari. Negara ini pernah menjadi contoh keberhasilan penanganan pandemi.

Kini, Jerman berada di tengah kondisi yang digambarkan sebagai gelombang keempat Covid-19 seiring penyebaran yang cepat varian Delta memasuki musim dingin. Jerman mencatatkan kasus harian yang tinggi dalam empat hari berturut-turut dengan jumlah kasus mencapai 50.196 pada Kamis (10.11).

Mengutip CNBC, data dari badan kesehatan Jerman, Robert Koch Institute menunjukkan bahwa total kasus Jerman kini telah mencapai 4,89 juta dan jumlah kematian mencapai 97.198.

Data tersebut mengkhawatirkan para pejabat dan pakar kesehatan masyarakat di negara tersebut.

Kanselir Angela Merkel dilaporkan telah menyerukan pertemuan mendesak dengan perdana menteri negara bagian untuk membahas tanggapan negara itu terhadap krisis Covid. Juru bicara utamanya Steffen Seibert mengatakan pada hari Rabu bahwa virus itu menyebar secara dramatis dan bahwa tanggapan yang cepat dan terpadu diperlukan.

Ahli virologi Jerman terkemuka Christian Drosten menyerukan tindakan segera pada Selasa (9/11), memperingatkan bahwa negara itu dapat menyaksikan lebih dari 100.000 kematian akibat virus jika tidak ada yang dilakukan untuk mengatasi penyebaran.

Berbicara di podcast NDR, Drosten mengatakan bahwa 100 rib kematian adalah “perkiraan konservatif” dan Jerman memiliki situasi darurat nyata saat ini yakni jutaan orang masih belum divaksinasi.

Vaksin Covid telah terbukti secara klinis sangat mengurangi risiko infeksi parah, rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh virus, meskipun kekebalan vaksin diketahui berkurang setelah enam bulan dan ada beberapa infeksi “terobosan” di antara yang divaksinasi.

Jerman persah dipuji atas tanggapan awalnya terhadap pandemi Covid, terutama terjait program pengujian dan penelusuran yang efisien, pengujian yang meluas, dan standar perawatan kesehatan yang tinggi yang membantu mencegah kasus dan kematian yang meluas. Respons pandemi awal negara itu jauh lebih berhasil daripada tetangganya di Eropa Barat, seperti Prancis dan Italia.

Namun, seperti tetangganya, upaya vaksinasi Jerman dimulai dengan lambat dan harus menghadapi bagian skeptisisme vaksin yang keras kepala dalam populasinya. Hingga saat ini, 69,8% populasi di Jerman telah menerima satu suntikan melawan virus dan 67,3% populasi telah divaksinasi lengkap.

Peningkatan tajam baru-baru ini di Jerman dalam kasus Covid tinggarai oleh tingkat vaksinasi yang lebih rendah. Kondisi ini mendorong politisi untuk menyerukan kampanye imunisasi.

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, kasus Covid-19 terutama di antara mereka yang tidak divaksinasi dan sangat masif. Menteri Keuangan Jerman yang kemungkinan menggantikan Merkel, Olaf Scholz, mengatakan pusat vaksinasi Jerman harus dibuka kembali dalam upaya untuk mendorong lebih banyak warga untuk divaksinasi.

“Virus itu masih ada di antara kita dan mengancam kesehatan warga,” kata Scholz, dalam pidatonya di parlemen, seperti dikutip Reuters.

Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa dan seperti tetangganya, langkah penguncian yang diberlakukan pada tahun 2020 dalam upaya untuk membendung penyebaran virus yang menghantam perekonomian negara tersebut.

Ketua ekonomi moneter di Institute for Monetary and Financial Stability Jerman, Volker Wieland mengatakan kepada CNBC bahwa ada keengganan Jerman untuk melakukan lockdown lagi.

“Mengingat vaksinasi yang kami miliki dan aturan yang tersedia dalam hal membuat ekonomi dan industri berfungsi, kami tidak memprediksi konsekuensi yang tajam pada musim dingin ini. Sejauh ini, pemerintah mengatakan mereka tidak ingin memberlakukan penguncian baru pada sektor jasa,” katanya kepada CNBC.

Jerman tidak sendirian dalam mengalami peningkatan kasus yang dramatis, Prancis juga mengalami lonjakan Covid. Sebagian besar disebabkan oleh penyebaran varian delta yang jauh lebih mematikan. Pada Rabu (9/11), menteri kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan, negara itu berada di awal gelombang kelima pandemi.

Inggris, sebaliknya, yang telah melihat kasus meningkat pesat sejak akhir musim panas, sekarang mulai melihat jumlahnya turun. Namun, hampir 40.000 kasus harian baru tercatat pada hari Rabu (9/11).

Sumber :  katadata.co.id

Bagikan :