TANAH KARO – Kliktodaynews.com Kepolisian Sektor (Polsek) Simpang Empat, Kabupaten Karo berhasil menangkap yang diduga telah melakukan penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama terhadap satu keluarga yang ingin berwisata ke Danau Lau Kawar, Kabupaten Karo, Kamis (13/5/2021). Kejadian nahas itu bermula dari protes mahalnya kutipan uang masuk dan tanpa karcis.
Kapolsek Simpang Empat, AKP.A.Ridwan Harahap menuturkan dua pelaku penganiayaan telah diamankan yaitu NS dan GS.
“Keduanya diringkus dirumahnya di Jalan Samura Kabanjahe pada Sabtu (15/05/2021) sekira pukul 23.30 Wib”,urainya.
Keduanya sudah dibawa ke Mapolsek Simpang Empat untuk dilakukan proses penyidikan dan akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,”tutupnya.
Sebelumnya satu keluarga di Kabupaten Tanah Karo menjadi bulan-bulanan pemuda di lokasi wisata Danau Lau Kawar, Kamis (13/5/2021).
Aksi brutal preman kampung itu telah dilaporkan ke Polsek Simpang Empat, Berastagi yang tertuang dalam STPL/398/V/2021/Simpang.
Dalam laporan tersebut diterangkan telah terjadi tindak penganiayaan oleh Nefra Sitepu (25) dan kawan-kawan terhadap Ade Chandra (44) warga Jalan Mesjid, Kelurahan TL Mulgap, Berastagi.
Tepat di pos pintu masuk Danau Lau Kawar, kendaraan mereka dihentikan oleh beberapa pemuda, diantaranya Nefra Sitepu, anak seorang oknum kepala desa sukanalu, Kecamatan Naman Teran.
Mereka pun diminta membayar uang masuk sebesar Rp.35.000. Namun, permintaan tersebut tak langsung diamini Ade Chandra dengan menanyakan karcis masuk.
Lantaran, tak menunjukkan karcis bukti retribusi ke pihak pemerintah, salah seorang keluarga Ade Chandra nyeletuk dengan menyebut pungli. Hal itu lantas membuat emosi Nefra Sitepu dan kawan-kawan.
“Kalau tidak mau bayar, ya sudah putar balik aja, karena siapun yang mau masuk ke kawasan Danau Lau Kawar harus bayar uang sama kami,” senggak Nefra.
“Kalau gitu kalian ini pungli,” kata keluarga korban lagi.
Dan tejadilah adu argumen hingga mengundang kehadiran belasan pemuda yang membawa berbagai senjata tajam berupa pacul, kayu, besi, bambu ke arah 2 mobil keluarga Ade Chandra.
Dalam kondisi bersitegang, para pemuda memaksa sopir keluar dan melakukan penganiayaan. Hal tersebut membuat keluarga lainnya di dalam mobil turun, termasuk mertua korban.
Tak mau makin konyol, salah satu keluarga berusaha menelpon petugas polisi untuk meminta bantuan. “Jika kalian tidak melepaskan kami maka kita tunggu sama-sama disini, sebentar lagi polisi datang, mereka (polisi) sudah dijalan,” teriak salah seorang wanita dari dalam mobil.
Mendengar hal tersebut para pelaku mulai tersadar jika mereka telah melakukan tindak pidana. Tak lama setelah itu, para korban baru dilepaskan.
Pihak keluarga langsung menuju Polsek Simpang Empat untuk membuat Laporan Polisi beserta pengambilan visum ET revertum ke Puskesmas Simpang Empat, Kabupaten Karo. (TIM/KTN)