
Seperti diketahui kebutuhan Industri Jamur Indonesia saat ini masih baru bisa di Supplay oleh pelaku Budi daya sebanyak 40 % , selebihnya masih import , ( contoh Jamur INOKI yg masih Import ) .
DPP MLN-MC3 Menjawab Tantangan Warantu Suply Kebutuhan Jamur dengan memulai membuat pilot Project di PUSLITBANG MC3 LOJI BOGOR untuk di kembangkan di DPW / DPD MC yang telah terbentuk Di Seluruh Indonesia.
Gambaran Singkat Budi Daya Jamur Oleh DPP MLN-MC3, Pilot Project Puslitbang MLN-MC3 Loji Bogor

Jamur ini bisa tumbuh dengan baik ketika disuhu yg cukup lembab di kisaran suhu 28 derajat Celcius sampai 30 derajat Celcius .
Untuk budidaya kita juga harus bisa mengkondisikan suhu lingkungan tempat tumbuhnya jamur tsb sehingga bisa tumbuh dengan baik sesuai dengan alaminya.
Potensi usaha budidaya jamur kayu ( Tiram, kuping dan Shitake ) . Untuk kebutuhan pasar akan jamur kayu masih kekurangan banyak , saat ini petani jamur baru mampu memenuhi kebutuhan pasar sekitar 40 persen dari kebutuhan pasar nasional.
Jadi masih sangat terbuka lebar peluang untuk pengembangan budidaya jamur kayu .
Untuk standar usaha yg ideal setiap petani minimal harus punya 10.000 baglok , dengan asumsi dengan baglok sejumlah itu diharapkan minimal perhari bisa panen jamur antara 25 kg sampai 50 kg. Kita ambil margin terendah 25 kg perhari x harga jual jamur tiram perkg Rp 10.000 = Rp 250.000 . Rp 250.000 x 30 hari ( 1 bulan ) = rp.7.500.000 .
Dan 1 baglok jamur bisa bertahan selama 3 bulan , dengan top panen kurang lebih 5 sampai 10 kali panen , selebihnya tetep panen / tumbuh cuma hasil udah kurang maksimal ( ukuran dan berat cenderung berkurang ) seiring dengan berkurangnya nutrisi yang terkandung dalam baglok .
Jadi rp.7.500.000 x 5 ( panen terendah ) saja = Rp.37.500.000
Ini estimasi margin terendah
Estimasi biaya produksi : Per 1 baglok butuh biaya sekitar Rp 3000 Rp.3000 x 10.000 = Rp .30.000.000 Jadi panen selanjutnya tinggal untungnya saja , sampai masa panen baglok habis . (RED/KTN)