Proyek Replanting Tanpa Pengawasan, Manager PT. PN IV Unit Kebun Marihat Mengaku Tak Kenal Pihak Rekanan 

Bagikan :

Simalungun-Kliktodaynews.com Terkait pelaksanaan peremajaan tanaman kelapa sawit atau proyek replanting yang masih dalam proses pengerjaan di Areal Afdeling 1, PT. PN4 Unit Kebun Marihat, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.   

Saat disambangi di ruang kerja, Manager PT. PN 4 Unit Kebun Marihat, mengakui keberadaan replanting yang telah berjalan di wilayah tugas yang proses pengerjaan oleh pihak pelaksana. 

“Memang benar itu tebal, diakui mereka itu tebal, bang. Katanya lagi rusak excavatornya,” ungkap Erwin Nasution, Jumat pagi (19/07/2019).

Manager yang baru menjabat 2(dua) bulan ini, mengaku kecewa akibat vendor (rekanan) replanting yang telah berjalan, hingga saat ini tidak diketahuinya dan tidak ada memberikan laporan perkembangan pelaksanaan dari lapangan.

‘Sampai saat ini saya tidak tau sapa orangnya, bang. Ke kantor saja belum pernah datang, itu urusan kantor direksi bang,” ujarnya kesal.

Menurut pria yang berbadan tambun ini,  akan berbagi jika ada diberi vendor terkait replanting kelapa sawit sebanyak 130 ha hektar. 

‘Kalau ada samaku, adalah sama orang abang. Apa yang mau dikasih bang,” ucapnya. 

Baca Juga :  AMPI dan SATMA AMPI Kabupaten Simalungun Aksi peduli pencegahan Covid 19


Saat disinggung terkait SPMK yang diserahkan kepada pihak pelaksana (bermarga Simatupang, red) soal batas waktu penyelesaian pengerjaan tanaman ulang.

“Yang pasti bulan 12 (Desember) keseluruhannya selesai itu bang,” tutup Erwin Nasution didampingi Indra selaku Asisten SDMnya.

Sebelumnya dari hasil penelusuran di lokasi pelaksanaan replanting tanaman kelapa sawit milik Unit Kebun Marihat ini tanpa adanya penggemburan tanah yang merata dan pencacahan membagi batang sawit menjadi beberapa bagian bongkahan yang tebalnya berkisar 15-20an Centimeter tidak dilakukan dengan tepat bahkan ada temuan panjang pencacahan berkisar 1 meter.

Tentunya, bila terjadi pembiaran maka pihak vendor melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan SPMKnya dan dapat dipastikan bahwa pencapaian target produksi untuk TU (tanaman ulang) di areal ini tidak maksimal pada masa akan datang. (RY/KTN)  .

Bagikan :