Kesal Disebut Sarjana Bodoh, Adik Bunuh Kakak Kandung Pakai Cangkul di Sumut

Lokasi peristiwa diberi garis polisi. (Foto Ilustrasi) Sumber : ANTARA/Gunawan Wibisono
Bagikan :

DELI SERDANG – Kliktodaynews.com|| Kerap terima cacian dan makian, membuat seorang pria di Kabupaten Deli Serdang, berinisial WS (35) gelap mata tega membunuh kakak kandungnya sendiri. Korban bernama Edes Simarmata dibunuh pelaku menggunakan cangkul.

Berdasarkan informasi, awalnya pelaku hendak ke sawah di Desa Sidoarjo. Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Rabu, 3 November 2021, sekitar pukul 18.00 WIB. WS di sawah tersebut mau mengecek sawah yang terendam banjir.

Sebelum sampai di sawahnya, antara pelaku dan korban bertemu. Kemudian, Edes memaki dan mencaci WS dengan kata-kata tidak pantas. Hal itu membuat pelaku emosi naik pitam kemudian memukuli korban dengan menggunakan cangkul yang saat itu dibawa.

WS merupakan alumni dari salah satu universitas di Sumut ini dan menyandang gelar sarjana. Namun, pelaku kerap mendapatkan ucapan tidak pantas dari kakaknya. Korban sering bilang sarjana bodoh hingga sarjana taik.

“Salah satunya Sarjana taik kau. Lalu pelaku langsung mendatangi korban dan membacokkan cangkul yang di pegangnya di bagian kepala korban,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Deli Serdang, Kompol Muhammad Firdaus, Sabtu 6 November 2021.

Baca Juga :  Mayat Bayi Dalam Kardus Gegerkan Warga Jempong Baru

Dia menjelaskan sebelum memukul dengan cangkul, pelaku dan korban sempat terjadi perkelahian. Meski Edes sudah terjatuh. WS terus memukuli abangnya itu hingga tersungkur di tanah.

“Korban terjatuh dan pelaku tetap membacok korban. Setelah itu pelaku meninggalkan korban di TKP dalam keadaan tergeletak,” tutur Firdaus.

Kemudian, WS mendatangi kepala dusun setempat menceritakan apa yang dilakukannya. Kemudian, ia meminta dipanggilkan polisi untuk menyerahkan diri dan mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Satuan Reserse Kriminal Polresta Deli Serdang turun mengamankan pelaku dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Selanjutnya, korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan autopsi.

Pun, pelaku kepada petugas menyampaikan korban adalah sosok temperamen dan suka memaki orang. Caci maki itu juga dilakukan korban terhadap pelaku.

“Keterangan pelaku bahwa korban memang temperamen tinggi dan sudah kebiasaannya memaki pelaku. Pada saat kejadian pelaku sudah capek bekerja dan dimaki korban sehingga pelaku emosi dan spontan mencangkul kepala korban,” ujar Firdaus.

Sumber :  viva.co.id

Bagikan :